BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 20 Desember 2009

Burdah, Seni Musik yang Mulai Tergantikan

Tidak hanya terkenal kaya akan kesenian tradisional yang bersifat Jawa (kejawen), Banyuawangi juga mempunyai kesenian lain denagn ciri khas tersendiri yaitu Burdah (Gembrung). Burdah (Gembrung) merupakan seni musik yang sudah terakulturasi dengan kebudayaan Islam. Peralatannya mirip terbang (rebana) tetapi berukuran besar, semua peralatannya berupa 10 buah. 8 burdah besar dan 2 kecil (gembrung). Tetapi sesuai perkembangan zaman, terkadang burdah juga diiringi dengan alat kethuk dan gong. “ peralatan burdah itu terbuat dari kayu nangka, rotan, dan kulit lembu,” ujar Mbah Supar salah seorang pemain burdah yang masih eksis.

Berbeda dengan sekarang, kesenian yang berasal dari desa Jambesari kecamatan Glagah ini sudah semakin ditinggalkan. Komunitasnya saja tinggal satu-sattunya di Banyuwangi dan tanpa regenerasi. Itupun terorganisir dengan baik. “ Kalau dulu, orang punya hajatan seperti khitanan dan kawinan mengundang burdah. Tapi sekarang sudah jarang. Kalau sekarang paling ya ngundang elekton,” papar Mbah Supar.

Mbah Supar mulai menekuni burdah sejak remaja. Berawal dari hobi, beliau terus menjalani profesi pemain burdah hingga sekarang. Namun mengingat kesenian ini sudah langka, maka beliau bertekad menjaga dan terus melestarikan kesenian burdah. Padahal upah yang beliau terima saat bermain burdah tidak setimpal dengan tenaga yang dikeluarkan selama semalam suntuk. Namun Mbah Supar ikhlas demi manjaga warisan budaya nenek moyang. “ saya teringat, dulu pas zaman presiden Soeharto, burdah sempat go nasional. Mulai dari Malang, Surabaya, hingga Istana Negara Jakarta,” kenang Mbah Supar.

Mbah Supar menambahkan, dia tidak ingin burdah hilang begitu saja dan tergantikan oleh seni musik yang sekarang trend (Band). Bahkan generasi muda pun sudah tidak peduli dengan kesenian yang hampir punah ini. Buktinya sekarang tidak ada lagi generasi muda yang mau belajar burdah dan meneruskan komunitas yang tinggal satu-satunya di Banyuwangi.

0 komentar: